Respon KKN Tematik Unram Terhadap Urgensi Virus PMK di Dangiang
Terjemahan

Respon mahasiswa KKN Universitas Mataram terhadap virus PMK, ikut turun tangan dalam membantu penanganan penyebaran virus PMK pada hewan ternak di Desa Dangiang.

Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (PMD) yang merupakan jenis penyakit yang disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.

PMK merupakan penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa atau kijang, unta dan gajah.

Sebelumnya PMK sudah pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada tahun 1887 dan dinyatakan bebas dari PMK pada 1990 oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Akan tetapi, penyakit ini kembali ditemukan di Indonesia, tepatnya di daerah Gresik, Jawa Timur, pada April 2022.

Penyakit ini terus menginfeksi ternak di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Lombok, salah satunya Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Baca Juga :  HIMPAUDI Lotim Silaturrahmi dan Ramah Tamah dengan Pj Bupati

Berdasarkan data kasus PMK, Kabupaten Lombok Utara saat ini sudah ditetapkan sebagai zona merah PMK. Dikutip dari Metrotvnews pada 9 Juli 2022, tercatat ada 12.800 ekor sapi, 53 ekor kerbau, dan 127 ekor kambing yang terinfeksi PMK.

“Penularan penyakit ini biasanya datang dari peternaknya sendiri. Seperti misalnya sepatu atau sandal yang sebelumnya digunakan peternak ke kandang ternak yang sudah terinfeksi virus, digunakan kembali saat mendatangi kandang yang belum terinfeksi virus. Selain itu, peternak yang terkontaminasi melakukan kontak fisik dengan hewan ternak yang belum terinfeksi, misalnya berupa sentuhan langsung,” menurut Made Sriasih, selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN Tematik Universitas Mataram di Desa Dangiang

Secara umum gejala dari PMK ditandai dengan demam tinggi selama beberapa hari, tidak mau makan, terjadi luka/lepuh pada daerah mulut dan keempat kakinya. Selain itu, terjadi hipersalivasi atau air liur berlebihan dan berbusa.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Tematik Unram Diapresiasi Masyarakat Desa Gili Gede Indah dalam Pembuatan Jalur Evakuasi

Para peternak khawatir melihat hewan ternaknya yang menunjukkan gelaja demikian.

Kepanikan yang dirasakan peternak nampak dari wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram pada 21 Juni 2022.

“Daripada sapinya nular ke sapi lain atau mati sakit, kami sembelih saja atau kami jual walaupun harganya murah, karena peternak juga tidak mau rugi.” keluh Istiadi, salah satu peternak di Desa Dangiang, Kecamata Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Merespon keresahan peternak dan juga warga, berbagai upaya dilakukan peternak untuk pengobatan virus PMK ini.

Misalnya dengan menggunakan daun sirih yang dihaluskan, larutan garam, bayclin dan bahkan beberapa peternak yang cukup mampu menggunakan obat yang harganya lumayan mahal seperti Gusanex dan suntik vaksin.

“Salah satu pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk mengobati virus PMK ini, bisa dengan menggunakan garam yang dilarutkan dengan air hangat lalu disemprotkan pada bagian mulut sapi atau hewan ternak lain yang terinfeksi, atau juga bisa menggunakan obat biru untuk luka pada kaki.” tutur Made Sriasih.

Baca Juga :  Kades Sultan, Resmi Membuka MTQ Ke-2 Desa Pengembur Tahun 2022

Sehubungan dengan hal ini, mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram turut serta dalam meminimalisir penyebaran virus PMK di Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara melalui penyemprotan disinfektan (Medisep) pada beberapa kandang di Dusun Dangiang Barat, Dusun Serimbun dan Dusun Kebun Kunyit yang berlangsung selama 3 hari.

Menurut Sutono, salah satu delegasi UPTD KPPP, penyemprotan yang efektif dianjurkan pada pagi dan sore hari. Hal ini dikarenakan, kondisi kandang sedang dalam keadaan lembab dan dianggap sebagai sarang virus sehingga harus segera dibasmi.

Berdasarkan penuturan salah satu peternak di Dangiang Barat, keadaan sapi-sapi jauh lebih baik setelah dilakukannya penyemprotan disinfektan.

Penulis

Topan Hidayat dari program studi sosiologi Universitas Mataram dengan ini mewakili teman-teman KKN Unram Desa Dangiang ,Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments