Ketua HKTI Prov NTB
Terjemahan

AmpenanNews. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Nusa Tenggara Barat (NTB) H.Rumaksi, teken kerjasama dengan PT. Karya Hoqi dalam hal pengadaan 10 juta ekor sapi Australia ke Daerah.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut berlangsung, Rabu malam (21/10) di Desa Bagik Papan, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), H.Bahtiar selaku pihak kedua dalam pengadaan sapi Australia tersebut menyampaikan, kerjasama HKTI dengan PT.Karya Hoqi ini dimaksudkan tidak lain dalam rangka meningkatkan Ekonomi masyarakat, khususnya pada bidang ternak di Daerah.

“Kerjasama kami dengan HKTI ini di maksudkan supaya masyarakat dapat meningkatkan ekonominya” jelasnya.

Dalam MOU tersebut, terhadap jumlah sapi yang akan di datangkan dari Australia yaitu, sebanyak 10 Juta ekor sapi, sehingga terhadap impornya ke NTB akan dilakukan secara bertahap.

“Sapi Australi itu kita datangkan untuk NTB umunya, dimana Tahun pertama nanti akan di datangkan sebanyak 1 juta ekor sapi lanjutnya, sapi yang di datangkan dari australia ini adalah sapi penggemukan” ungkapnya.

Pada saat ditanya kembali oleh media, Kenapa harus sapi Australia yang di pilih, H. Bahtiar menilai karena di indonesia tidak ada bibit.

“Terhadap kebutuhan sapi di indonesia dari jumlah kebutuhan yang di pakai tidak murah, sementara sapi impor ada selisih penambahan nilai dari berat dan sebagainya, Jadi sapi impor ini untuk di gemukan dan masyarakat sebagai peternaknya nanti agar mendapatkan hasil” ucapnya.

Baca Juga :  Komisi III dan PUPR Loteng Diminta Turun Cek Kondisi Jalan Bypass Batujai-Praya

Terhadap 10 juta ekor sapi Australia yang akan di datangkan ke daerah membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai 5 Tahun dan akan di datangkan secara bertahap, tidak bisa dilakukan sekali gus.

“Sekali mendatangkan ke NTB sekitar 25.000 ekor ulasnya kembali” tegasnya.

Mulai kapan akan di datangkan ke Daerah sapi australia tersebut, di jawab oleh PT.Hoqi tergantung dari kesiapan pelabuhan, dan saat ini pelabuhan dinilai belum siap.

Sementara untuk kebutuhan sapi australia di Kabupaten Lombok Timur sendiri, Bahtiar menyebutkan itu ranahnya HKTI.

“Dalam hal ini saya dari pihak PT. Karya Hoqi dengan HKTI kerjasamanya dalam hal pengadaan saja” jelas H.Bahtiar.

Bahtiar juga menyebutkan, dalam pengadaan sapi Australi ini tidak bisa coba-coba dan ini bukan program geratis bagi masyarakat.

“Bantuan hutang harus dibayar” kata singkatnya.

Sementara itu di tempat yang sama Ketua HKTI NTB H.Rumaksi menyampaikan, untuk kebutuhan sapi di Kabupaten Lombok Timur dalam program ini akan di penuhi secukupnya. Untuk itu HKTI menjalin kerjasama dengan PT.Karya Hoqi saat ini.

Baca Juga :  Komisi I DPRD Nilai Pemkab Lotim Belum Serius Tangani Pariwisata

“Kerjasama HKTI dengan PT.Karya Hoqi ini di lakukan dalam jangka waktu 5 Tahun, saya selaku Ketua HKTI NTB yang berdomisili di Kab Lombok Timur, tentunya wilayah ini menjadi prioritas saya dan akan kita berikan kepada masyarakat juga akan bekerjasama dengan Pondok Pesantren yang ada” terangnya.

Sapi sebanyak 10 juta ekor tersebut nantinya akan di bagi di seluruh NTB oleh HKTI.

Lanjut Ketua HKTI yang juga selaku Wakil Bupati Kab Lotim ini, terhadap penurunan angka kemiskinan itu tentu ada kaitannya dengan dia selaku ketua HKTI NTB. Sehingga Program tersebut di lakukan tidak lain dalam rangka menumbuhkan ekonomi masyarakat.

“Sapi Australia ini akan kita berikan kepada masyarakat selama mereka memiliki lahan dan kandang, Mau pakai kelompok boleh, perorangan boleh, pondok pesantren dan yayasan juga boleh. Yang terpenting kita berikan ini untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka” katanya.

Adapun Pondok pesantren yang di khususkan oleh HKTI di paatikan bisa di berikan hingga 500 dan 1.000 bahkan 2.000 ekor sapi impor tersebut, sepanjang mereka punya tujuan supaya anak-anak yang sekolah dipondok pesantren tersebut bisa free, baik terhadap kebutuhan sekolah, pakaian dan makannya, karena itu bisa diambilkan dari keuntungan memeliharaan sapi tersebut.

Baca Juga :  Proyek SEHATI Plan Indonesia Telah Usai, Pemkab KLU Berkomitmen Perbanyak Akses dan Sanitasi Inklusif

“Hitungannya bagi masyarakat dalam program ternak sapi ini, kalau saja dalam satu ekor sapi yang diterima masyarakat beratnya 400 Kg, empat bulan kemudian beratnya bisa meningkat menjadi 500 Kg lebih, maka 150 Kg itu akan kita bayar sebesar Rp.55.000 rupiah, itulah yang akan menjadi hak dan keuntungan peternak” sampainya

Dalam program ini masyarakat memiliki tugas hanya memelihara dan menjaga ternak yang diberikan HKTI. Dan terhadap kelebihan berat ternak selama tiga atau empat bulan tersebut akan menjadi hak daripada peternak.

Adapun cara masyarakat mendapatkan program ini, nantinya masyarakat harus mendaftar ke HKTI, karena mengingat jumlah sapi yang begitu banyak dan nilainya sampai 300 ratus Triliun.

Saya perkirakan program sapi impor ini akan di mulai Desember atau awal Tahun depan 2021, tergantung sekarang kesiapan dari Pelindo. Karena bagaimanapun juga Pelindo ini di biayai oleh PT.Karya Hoqi untuk dapat membuat karantina seperti yang di Cilacap di NTB.

“HKTI dalam hal ini hanya menyiapkan sapi lalu kemudian di berikan kepada masyarakat peternak, tentunya dengan mengikuti mekanisme yang ada di HKTI” tutupnya.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments