Terjemahan

AmpenanNews, Lombok Tengah – Peranan dan fungsi media menjadi bagian penting dari tumbuh kembangannya seluruh elemen bangsa bangsa, terutama dalam konsep menyebar informasi positif dan memberikan ruh yang mencerahkan bagi khalaya.

Dalam dimensi ini ruang multimedia yang membias ke segala bidang membuat fungsi jurnalis sebagai penyampai informasi mulai diuji dan terkadang kehilangan ruang dalam menyampaikan informasi sebenarnya.

Ruang media hari ini tersekat dengan perkembangan teknologi mutakhir namun tidak selaras dengan aturan main sehingga muncul produk jurnalistik yang tidak tersaring dan menyampaikan kabar tanpa kaidah yang benar.

Di NTB perkembangan informasi dalam media masa dan sosial yang kurang akurat atau bahkan tidak mengandung kebenaran semestinya kerap membuat gaduh dan menimbulkan keresahan, misalnya terkait isu dan ramalam gempa yang disebar dengan bebas tanpa mempedulikan akurasi sumber dan dampak yang ditimbulkan.

Pemda NTB pasca diguncang bencana gempa beberapa waktu lalu, menjadi salah satu penekanan penting yang disampaikan Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTB, Rinaldi Kusuma dalam sambutannya dihadapan puluhan jurnalis televisi di Praya Kabupaten Lombok Tengah, pada Sabtu (27/10).

Baca Juga :  Rugi Puluhan Juta, Tiket MotoGP yang Dibeli Ternyata Palsu

Menurutnya, peranan media sebagai penyampai informasi di era saat ini sering disiasati buruk oleh warga masyarakat. Irnaldi menyebutkan, meleknya masyarakat terhadap peranan media dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dengan cara – cara yang kurang lumrah.

“Hoax ini semakin parah sebagai contoh informasi terkait kegempaan yang tidak produktif. Jadi intinya media televisi memegang peran yang sangat penting tentang bagaimana menyampaikan informasi kepada publik. Terutama saat ini proses recoveri pasca bencana. Sehingga apa yang disampaikan dapat dicerna baik oleh masyarakat dan tidak menimbulkan keresahan,” katanya.

Karenanya ia mewakili kehadiran Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dalam agenda pelatihan dan peningkatan kompetensi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB sangat mengapresiasi guna menciptakan jurnalisme yang profesional dan berintegritas. “Jadi mari kita sama – sama menyampaikan kepentingan publik dengan baik, sebagaimana kaidahnya.

Mohon maaf pak Gubernur berhalangan hadir karena ada agenda kerja yang cukup mendesak. Namun pesan yang ingin disampaikannya kepada Media agar rekan rekan jurnalis melalui pelatihan ini menjadi lebih berkualitas dan berintegritas,” pungkasnya singkat.

Baca Juga :  Menteri Koperasi dan UKM Tinjau Lokasi Pemberdayàan Sarang Walet

Pelatihan dan peningkatan kompetensi jurnalis, bertajuk “Vlog Dalam Perspektif Media Televisi Masa Kini” menjadi agenda kerja tahunan dari Pengda IJTI NTB. Kegiatan ini menjadi penting, mengingat semakin masifnya informasi hoax di media sosial kemudian ditangkap mentah oleh para pewarta sehingga menjadi konsumsi publik.

“Semakin canggihnya smartphone hari ini membuat sulit kita membedakan merebahnya info hoax. Kembali menguji kaidanh jurnalistik sebagai aturan utama dalam menyajikan informasi menjadi penyebab utama diadakannya pelatihan ini,” ungkap Ketua IJTI NTB Riadis Sulhi.

Sebagai organisasi yang menghimpun kepesertaan pekerja media khsusnya media televisi, Pengda IJTI NTB terus mengembangkan sayapnya untuk berkontribusi membangun daerah dalam hal menciptakan SDM jurnalis professional untuk tetap mempertahankan ruh jurnalisme positif ke depan.

“IJTI terus memberikan pelatihan peningkatan kompetensi untuk meningkatkan peranan para pekerja media agar tak surut terbawa arus perkembangan dunia pertelevisian masa kini,” ujarnya.

Harapan positif juga disampaikan Sekretaris Dinas Kominfotik NTB Fairuz Abadi, tentang bagaimana peranan dan kondisi perkembangan media saat ini. Ia mengatakan jika media perlu juga berbicara tentang lingkungan. Peran media yang cepat memberikan pengaruh kepada khalayak menjadi dasar acuan yang utama agar persoalan dan isu hoax tak terus berlarut.

Baca Juga :  Pre Season MotoGP Usai, Sengketa Lahan KEK masih ada

“Media perlu juga berbicara tentang lingkungan tidak hanya mengangkat persoalan manusiawi. Media televisi lebih cepat mempengaruhi karenanya mari kita menjadi pilar ke empat dari demokrasi untuk mengontrol pemerintahan, kritis boleh namun harus mengedepankan fakta khususnya untuk kemaslahatan dan kemajuan daerah,” ujarnya.

Mewakili lembaga yang berperan mengontrol informasi publik, Fairuz menyampaikan pesan bijak kepada ratusan peserta pelatihan yang hadir. “Pers mewakili sejumlah masa maka seorang wartawan harus terus meningkatkan kompetensinya sebagai jurnalis sehingga dapat mencerdaskan bangsa melalui karya,” pungkasnya.

Materi pelatihan di Lombok Tengah dengan tema “Vlog Dalam Perspektif Media Televisi Masa Kini” diisi langsung oleh Wakil Sekjen IJTI Pusat Wahyu Triogo, Diskominfotik NTB dan mendatangkan Praktisi Multimedia Televisi Dany Maulana. (*)


Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments