Anews. Dalam upaya memperkuat pembangunan menuju Lombok Timur yang sejahtera, maju, adil, religius, dan transparan (SMART), Pemerintah Kabupaten Lombok Timur resmi mengukuhkan Ketua Tim Penggerak PKK, Bunda PAUD, dan Bunda Literasi tingkat Kecamatan serta Kelurahan/Desa se-Kabupaten Lombok Timur masa bhakti 2025–2030. Pengukuhan berlangsung pada Senin (14/07), bertempat di Pendopo Bupati Lombok Timur.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, Ketua TP-PKK sekaligus Bunda PAUD dan Bunda Literasi Kabupaten Lombok Timur Hj. Ra’yal Ain Warisin, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Arpusda) Provinsi NTB, Kepala Dinas Arpusda Kabupaten, jajaran Forkopimda, para Kepala OPD, serta Ketua Organisasi Wanita.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi atas inisiatif cepat dari TP-PKK Kabupaten dalam mengoordinasikan pengukuhan tersebut. Ia menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara TP-PKK, PAUD, dan program literasi sebagai fondasi dalam mencetak generasi Lombok Timur yang cerdas dan berdaya saing.
“Ketika satu orang menjabat sebagai Ketua TP-PKK, Bunda PAUD, dan Bunda Literasi, maka terbangun integrasi program yang komprehensif. Ini kunci menciptakan SDM yang SMART,” ujar Wabup.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya membangun budaya literasi sejak dini, di tengah menurunnya minat baca generasi muda. Program seperti perpustakaan keliling dan kunjungan edukatif ke perpustakaan dianggap strategis untuk memantik ketertarikan anak terhadap membaca.
Wabup juga menyoroti tantangan dalam implementasi layanan PAUD Holistik-Integratif (HI) di daerah. Dari total 1.210 PAUD di Lombok Timur, hanya 206 yang sudah menerapkan layanan HI. Ia mendorong pengembangan layanan ini melalui peningkatan sarana, kualitas pengajar, dan dukungan kebijakan sesuai dengan Peraturan Bupati No. 53 Tahun 2021.
Senada dengan itu, Hj. Ra’yal Ain Warisin, menyampaikan bahwa tugas besar menanti para bunda yang baru dilantik. Di antaranya mendorong pemerataan PAUD HI, memperkuat kolaborasi antara keluarga, lembaga, dan masyarakat, serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi lokal.
“Sebagai pengayom, para bunda harus mendampingi lembaga PAUD dan mendorong komitmen pemerintah desa untuk penguatan layanan PAUD salah satunya melalui alokasi dana desa,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya membiasakan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat di setiap wilayah : bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu. Menurutnya, kebiasaan sederhana tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup anak secara menyeluruh.
Menutup sambutannya, ia mengajak seluruh bunda untuk menjadi contoh baik dari lingkup keluarga masing-masing hingga lingkungan desa, terlebih di tengah tantangan era digital yang kerap membuat anak-anak rentan terhadap kecanduan gadget.