AmpenanNews. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney menggelar Resepsi Diplomatik untuk tingkatkan diplomasi ekonomi dalam rangka memperingati Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia pada hari Senin 11/09.
Dalam acara resepsi tersebut, dihadiri Margareth Beazley, Gubernur New South Wales (NSW) sebagai tamu kehormatan. Lebih dari 150 undangan dari kalangan Pemerintah dan perwakilan Konsular asing, pelaku usaha Indonesia dan Australia serta Friends of Indonesia.
Kesempatan itu dimanfaatkan untuk memperkuat diplomasi ekonomi di Australia dengan mengundang para pelaku usaha diaspora Indonesia, promosi budaya dengan menampilkan tari Bali Legong Condong dan Baris Tunggal, serta promosi kuliner antara lain dengan sajian sate ayam, pie rendang, sosis solo dan sawut singkong.
KJRI juga bekerjasama dengan Penerbangan Garuda guna mempromosikan dan memperkuat kehadiran Garuda di Australia.
Hadir pula NSW Investment and Trade yang merupakan mitra KJRI yang kerap berperan dalam mempromosikan hubungan dagang kedua negara khususnya pada Business Forum KADIN B2O tahun 2022 dan Asean Business Forum tahun 2023.
Konjen RI Sydney, Vedi Kurnia Buana menyampaikan penghargaan tinggi atas kehadiran Gubernur Margareth Beazley sebagai Tamu Kehormatan pada resepsi diplomatik dan menyebutkan bahwa Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Australia sejak tahun 1949, menginjak usia 74. Bahkan people to people connection telah dirajut sejak 300 tahun lalu saat para pelaut dari Makasar berhubungan dengan penduduk asli Australia di wilayah Northern Territory.
” dukungan Australia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga ditunjukkan oleh serikat pelaut di Sydney yang melakukan mogok kerja dan menghalangi kapal perang dan kapal dagang Belanda untuk berlayar ke Indonesia pada pariode 1945-1949. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah Australia dengan nama Black Armada. Australia-Indonesia Association (AIA) terbentuk di Australia pada Juli 1945, sebelum proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945,” jelas Konjen.
Vedi, sapaan akrab konjen, menyampaikan bahwa capaian penting kedua negara selanjutnya adalah dicapainya Indonesia Australia Comprehensive Strategic Partnership pada 2018 dan Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada 2020.
” terjalinnya kemitraan tersebut menjadikan hubungan kedua negara semakin kokoh dan meluas di semua lini, dan persahabatan serta kepercayaan antara kedua bangsa semakin meningkat. Kerjasama bilateral di semua tingkatan meningkat pesat. Kunjungan tingkat tinggi kedua kepala pemerintahan telah sering dilakukan, mekanisme konsultasi dan kerjasama bilateral berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Dijelaskan pula Vedi bahwa peningkatan hubungan kedua negara tercermin dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Sydney pada 3-4 Juli 2023. Dalam pertemuan Annual Leaders’ Meeting (ALM), dengan PM Australia Anthony Albanese, kedua pemimpin sepakat untuk terus berkolaborasi meningkatkan kemitraan ekonomi dan pembangunan, transisi energi, pengurangan emisi karbon, pengembangan ekosistem produksi mobil listrik, pembiayaan ekspor, dan pengolahan mineral.
Disamping itu lanjut vedi, pemerintah Indonesia juga berharap terdapat peningkatan investasi dari Australia untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), beasiswa pendidikan, kemitraan dalam sektor kesehatan, dan intensifikasi sektor industri lain. Selain bertemu Jokowi juga melakukan pertemuan dengan para CEO perusahaan-perusahaan Australia.
Pemerintah terus berupaya memaksimalkan IA-CEPA sekaligus mendorong terciptanya kerjasama Indonesia dengan para pelaku usaha di Australia.
” Beberapa kerjasama yang diinisiasi dari implementasi IA-CEPA, antara lain investasi pendirian universitas, pembangunan rumah sakit dan kerjasama industri baterai untuk mobil listrik. Sektor Pendidikan dan Kesehatan telah terbuka semenjak IA-CEPA berlaku dan potensinya sangat dilirik investor Australia, demikian juga industri baterai mobil listrik dengan adanya tren transisi ke mobil listrik,” katanya.
Selama tiga tahun ini, setelah perjanjian IA-CEPA berlaku, total perdagangan kedua negara meningkat sebesar 85 persen dan investasi Australia ke Indonesia juga meningkat sekitar 170 persen. Ekonomi kedua negara saling melengkapi, tercermin misalnya pada industri baja dan industri makanan Indonesia yang ditopang oleh impor bijih besi dan gandum dari Australia.
” Implementasi IA-CEPA juga telah menghasilkan Mutual Recognition Agreement (MRA/Perjanjian Saling Pengakuan) on Engineers yang membuat kompetensi dan kualifikasi pendidikan insinyur Indonesia diakui di Australia. Ke depan, insinyur Indonesia dimudahkan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan Australia seperti di bidang pertambangan yang memperkerjakan insinyur secara masif,” tutup Vedi.
Dikesempatan yang sama, Gubernur NSW Margareth Beazley dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas undangan untuk menghadiri resepsi dan mengucapkan selamat HUT ke-78 RI. Diungkapkannya hubungan sejarah panjang persahabatan antara kedua negara yang mana Australia salah satu negara yang mendukung kemerdekaan RI. Kedua negara memiliki kedekatan yang mengarah kepada hubungan yang genuine khususnya hubungan people to people.
” Indonesia, dan negara ASEAN lainnya, merupakan negara strategis dan mitra penting bagi Australia. Bahkan PM Anthony Albanese meluncurkan peta strategi ekonomi Australia ke Kawasan Asia Tenggara di sela-sela pertemuan ASEAN Summit yang baru lalu di Jakarta. Strategi tersebut adalah Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040,” ucapnya.
Diaspora Indonesia di Australia, Suliyanti Sunaryo, Pemilik dan CEO Ozimex international Pty Ltd/Eastern Cross Trading Co mendukung upaya dalam meningkatkan diplomasi ekonomi guna mempromosikan produk dan kuliner Indonesia di Australia.
“ Saya apresiasi upaya KJRI Sydney yang menyelenggarakan resepsi diplomatik yang juga memfokuskan peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan sehingga pelaku usaha dapat memanfaatkan acara tersebut untuk meningkatkan hubungan bisnis,” ujar WNI yang sudah 34 tahun bermukim di Australia.
Ivan Paulus pengusaha dari Livingstone International menyambut baik upaya diplomasi ekonomi yang dilakukan KJRI Sydney.
“ Memanfaatkan momentum perayaan HUT RI untuk mempromosikan ekonomi dan perdagangan melalui resepsi diplomatik merupakan ide yang bagus,” imbuh Ivan yang saat ini memiliki 6 warehouse di Australia.
Dijelaskan saat ini Ivan Paulus memasarkan lebih dari 60 ribu jenis produk consumables ke 91 negara termasuk PBB, dengan nilai impor USD220 juta atau Rp 3,3 trilyun rupiah per tahunnya. Ivan Paulus bersama pebisnis diaspora Indonesia lainnya berkomitmen untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di Australia, menggantikan pangsa pasar produk dari Tiongkok dengan produk-produk Indonesia.
Pengusaha Ivan yang adalah penerima Primaduta Award 2022 juga bergelut banyak bidang seperti medical centre klinik pusat kesehatan, disability services pelayanan kaum difabel, property development, sport analisis teknologi digital, restoran dan catering ini kerap membantu upaya KJRI menciptakan peluang ekonomi serta melakukan penetrasi pasar di Australia.
Ivan mengungkapkan bahwa Livingstone International telah menjadi salah satu market leader dalam industri consumable products di Australia.
“ Setiap produk tanah air Indonesia yang masuk Australia akan bisa mendunia, melalui Livingstone sebagai internasional hub nya”, ungkap Ivan yang memiliki 6 fasilitas logistik yang juga melayani domestik dan internasional konsumen dari 91 negara dan organisasi internasional seperti UNICEF, WHO dan FAO.
Berdasarkan informasi Kemendag, nilai total perdagangan Indonesia-Australia pada Januari-April 2023 tercatat sebesar 3,6 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Australia pada periode yang sama tercatat sebesar 999,4 juta dolar AS. Sementara, impor Indonesia dari Australia tercatat sebesar 2,65 miliar dolar AS.