Terjemahan

Mataram – Postingan salah satu akun Facebook atas nama Fajar Rachmat menuai banyak kritik. Salah satunya muncul dari Sekertaris Wilayah PW Pemuda NWDI NTB, Ahmad Muslim yang mengatakan bahwa postingan tersebut merendahkan NW maupun NWDI serta mengandung unsur Sara.

“Dalam postingan Fajar Rachmat yang mengatakan “mustahil sasak bersatu”, ini sudah jelas-jelas telah merendahkan suku kami “sasak”. Baik pada diksi dan makna dari tulisan itu yang cenderung memunculkan multi tafsir yang dapat memecah belah masyarakat,” jelas Muslim.

Muslim mengatakan bahwa pernyataannya dalam postingan Facebook yang membawa-bawa unsur kesukuan dan NW tersebut tentunya dilakukan secara sadar dan ia menduga sudah melakukan perencanaan sebelum memposting pernyataan tersebut.

“Dia pastinya sadar memposting pernyataan tersebut, tidak mungkin dalam keadaan mabuk atau bermimpi kan. Dan juga saya menduga pasti si Fajar itu sudah berbicara sebelumnya dengan orang tertentu,” jelas Muslim.

Selain itu, Muslim juga mengatakan bahwa postingan tersebut menghina NW dan NWDI yang mana dalam komentar di statusnya yang mengatakan ‘jangankan sasak yang lebih besar, NW saja yang lebih kecil dan lebih sempit tidak bisa bersatu, bagaimana bisa sasak bersatu?’. Pernyataan ini, lanjut muslim, pastinya membuat para kader NWDI geram.

“Tentu saja masalah ini membuat para kader marah, dan bisa jadi memicu keributan nantinya, untuk meredam tersebut, kami akan membawa masalah ini ke jalur hukum,” tuturnya.

Muslim menambahkan bahwa, pernyataan yang disampaikan oleh Fajar Rachmat melalui media sosial tersebut merupakan pernyataan yang ngawur dan dalam kenyataannya terbalik.

Sebelumnya, akun atas nama Fajar Rachmat memposting pernyataan yang diduga mendiskreditkan  ormas Islam yakni NW dan NWDI serta diduga mengandung unsur Sara.

Menanggapi postingan di akun FB Fajar Rachmat tanggal 3 oktober 2021, yang dimana Fajar Rachmat adalah salah satu pimred pada salah satu media di Sumbawa dan juga sebagai salah satu STAF SUSU Gubernur NTB.

Postingan saudara fajar rachmat memotret peluang pilkada NTB 2024, yang dalam postinggannya diberi judul “BERANIKAH ROHMI TINGGALKAN ZUL?”. Dua poin isi dari postingan saudara fajar Rachmat yakni :

Baca Juga :  Hujan Mulai Berkurang, Musim Kemarau Mulai Normal

1. Beranikah Rohmi tinggalkan Zul? Bahkan saya menduga rohmi merasa tidak nyaman jika ada yang dorong-dorong dia jadi Cagub dan berpisah dengan zul. Rohmi tidak suka.

2. Tidak mungkin bin Mustahil Sasak Bersatu. Jika Rohmi Nyagub, suhaili,sukiman, mohan mau dikemanakan? Silahkan ambil salah satu diantara tiga itu. Yang dua mau disuruh nonton? “imoji ketawa.

3. Tentunya postingan ini sangat bertalian dengan kontestasi PILKADA NTB 2024, dan merupakan hal wajar dalam memberikan pandangan pada ruang-ruang politik. Namun sangat tidak wajar postingan itu dilakukan oleh oknum jurnalis dan stafsus Gubernur, apalagi Pilkada NTB masih jauh.

4. Namun tidak hanya itu, ketidak wajaran dari postingan saudara fajar rachmat, membawa-bawa suku dalam prediksi politiknya. Ini tentu bertentangan dengan Peraturan kedua, PKPU Nomor 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Pasal 17 PKPU 4/2017 menyebutkan, materi kampanye harus menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan golongan masyarakat.

Berikut pernyataan resmi dari Ahmad Muslim:

Menanggapi postingan status FB saudara Fajar Rachmat, saya ahmad muslim (sekretaris Pemuda NWDI NTB), mewakili teman-teman pemuda NWDI berkaitan dengan 2 point postingan saudara Fajar Rachmat, bahwa :

 

1. Siapa bilang Ummi Rohmi tidak nyaman didorong untuk NTB 1, kami Pemuda NWDI yang dengan tegas menyatakan sikap untuk mendorong Ummi Rohmi NTB 1.  Justru kami melihat sebaliknya bahwa doctor zul takut kalo di tinggal Ummi Rohmi.

 

2. Siapa bilang “Sasak Mustahil Bersatu” ? kami sasak bersatu dalam dimensi kebajikan dan kemanfaatan, dan tidak membawa-bawa kesukuan kami dalam kontek politik. Berbeda pilihan politik tidak kemudian memutus persaudaraan dan nilai-nilai kekeluargaan.

 

3. Dalam postingan Fajar Rachmat yang mengatakan “mustahil sasak bersatu”, ini sudah jelas-jelas telah merendahkan suku kami “sasak”. Baik pada diksi dan makna dari tulisan itu yang cenderung memunculkan multi tafsir yang dapat memecah belah masyarakat.

Baca Juga :  Resmikan AMI NTB, SDM Lokal Jadi Prioritas Sertifikasi Kepelautan

 

Mataram – Postingan salah satu akun Facebook atas nama Fajar Rachmat menuai banyak kritik. Salah satunya muncul dari Sekertaris Wilayah PW Pemuda NWDI NTB, Ahmad Muslim yang mengatakan bahwa postingan tersebut merendahkan NW maupun NWDI serta mengandung unsur Sara.

“Dalam postingan Fajar Rachmat yang mengatakan “mustahil sasak bersatu”, ini sudah jelas-jelas telah merendahkan suku kami “sasak”. Baik pada diksi dan makna dari tulisan itu yang cenderung memunculkan multi tafsir yang dapat memecah belah masyarakat,” jelas Muslim.

Muslim mengatakan bahwa pernyataannya dalam postingan Facebook yang membawa-bawa unsur kesukuan dan NW tersebut tentunya dilakukan secara sadar dan ia menduga sudah melakukan perencanaan sebelum memposting pernyataan tersebut.

“Dia pastinya sadar memposting pernyataan tersebut, tidak mungkin dalam keadaan mabuk atau bermimpi kan. Dan juga saya menduga pasti si Fajar itu sudah berbicara sebelumnya dengan orang tertentu,” jelas Muslim.

Selain itu, Muslim juga mengatakan bahwa postingan tersebut menghina NW dan NWDI yang mana dalam komentar di statusnya yang mengatakan ‘jangankan sasak yang lebih besar, NW saja yang lebih kecil dan lebih sempit tidak bisa bersatu, bagaimana bisa sasak bersatu?’. Pernyataan ini, lanjut muslim, pastinya membuat para kader NWDI geram.

“Tentu saja masalah ini membuat para kader marah, dan bisa jadi memicu keributan nantinya, untuk meredam tersebut, kami akan membawa masalah ini ke jalur hukum,” tuturnya.

Muslim menambahkan bahwa, pernyataan yang disampaikan oleh Fajar Rachmat melalui media sosial tersebut merupakan pernyataan yang ngawur dan dalam kenyataannya terbalik.

Sebelumnya, akun atas nama Fajar Rachmat memposting pernyataan yang diduga mendiskreditkan ormas Islam yakni NW dan NWDI serta diduga mengandung unsur Sara.

Menanggapi postingan di akun FB Fajar Rachmat tanggal 3 oktober 2021, yang dimana Fajar Rachmat adalah salah satu pimred pada salah satu media di Sumbawa dan juga sebagai salah satu STAF KHUSUS Gubernur NTB.

Postingan saudara fajar rachmat memotret peluang pilkada NTB 2024, yang dalam postinggannya diberi judul “BERANIKAH ROHMI TINGGALKAN ZUL?”. Dua poin isi dari postingan saudara fajar Rachmat yakni :
1. Beranikah Rohmi tinggalkan Zul? Bahkan saya menduga rohmi merasa tidak nyaman jika ada yang dorong-dorong dia jadi Cagub dan berpisah dengan zul. Rohmi tidak suka.

Baca Juga :  Pemudi Asal NTB Ikuti Program Menyapa Dunia di Malaysia dan Thailand

2. Tidak mungkin bin Mustahil Sasak Bersatu. Jika Rohmi Nyagub, suhaili,sukiman, mohan mau dikemanakan? Silahkan ambil salah satu diantara tiga itu. Yang dua mau disuruh nonton? “imoji ketawa.

3. Tentunya postingan ini sangat bertalian dengan kontestasi PILKADA NTB 2024, dan merupakan hal wajar dalam memberikan pandangan pada ruang-ruang politik. Namun sangat tidak wajar postingan itu dilakukan oleh oknum jurnalis dan stafsus Gubernur, apalagi Pilkada NTB masih jauh.

4. Namun tidak hanya itu, ketidak wajaran dari postingan saudara fajar rachmat, membawa-bawa suku dalam prediksi politiknya. Ini tentu bertentangan dengan Peraturan kedua, PKPU Nomor 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Pasal 17 PKPU 4/2017 menyebutkan, materi kampanye harus menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan golongan masyarakat.

Berikut pernyataan resmi dari Ahmad Muslim:

Menanggapi postingan status FB saudara Fajar Rachmat, saya ahmad muslim (sekretaris Pemuda NWDI NTB), mewakili teman-teman pemuda NWDI berkaitan dengan 2 point postingan saudara Fajar Rachmat, bahwa :

1. Siapa bilang Ummi Rohmi tidak nyaman didorong untuk NTB 1, kami Pemuda NWDI yang dengan tegas menyatakan sikap untuk mendorong Ummi Rohmi NTB 1. Justru kami melihat sebaliknya bahwa doctor zul takut kalo di tinggal Ummi Rohmi.

2. Siapa bilang “Sasak Mustahil Bersatu” ? kami sasak bersatu dalam dimensi kebajikan dan kemanfaatan, dan tidak membawa-bawa kesukuan kami dalam kontek politik. Berbeda pilihan politik tidak kemudian memutus persaudaraan dan nilai-nilai kekeluargaan.

3. Dalam postingan Fajar Rachmat yang mengatakan “mustahil sasak bersatu”, ini sudah jelas-jelas telah merendahkan suku kami “sasak”. Baik pada diksi dan makna dari tulisan itu yang cenderung memunculkan multi tafsir yang dapat memecah belah masyarakat.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments