Anews. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, para penggiat pariwisata di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menggelar berbagai kegiatan wisata berbasis budaya dan lokalitas. Salah satunya adalah kegiatan Napak Tilas Sejarah Rempung dan Festival Begasap Empak di Pringgasela dusun Mencerit, yaitu tradisi menangkap ikan dengan tangan, yang digagas oleh pegiat pariwisata, Herman.
“Selain untuk membranding pariwisata, akan lebih baik jika event digelar langsung di lingkungan destinasi. Kegiatannya harus sesuai dengan kearifan lokal dan potensi wisata yang ada,” ujar Herman, Senin (4/8/2025).
Slain Peringgasela Dusun Mencerit, Rempung juga dikenal memiliki potensi wisata sejarah, dan pada perayaan HUT RI nanti akan menjadi lokasi kegiatan Napak Tilas yang menyusuri jejak-jejak sejarah wilayah tersebut, dimulai dari rute Aik Pengembul sejauh sekitar 5 kilometer. Kegiatan ini akan dimulai dan ditutup dengan upacara pengibaran dan penurunan bendera Merah Putih pada 17 Agustus mendatang.
Selain Napak Tilas, panitia juga menyiapkan Festival Begasap Empak, yakni lomba menangkap ikan secara tradisional di sungai alami seluas 50 x 15 meter. Seluruh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari berbagai wilayah di Lotim dijadwalkan turut ambil bagian dalam festival ini.
“Kita rayakan HUT RI sekaligus menyemarakkan pariwisata kita,” kata Hafizin, Ketua Pokdarwis Tode Dita Rempung
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari Dinas Pariwisata Lombok Timur, “saya dukungan sekali terhadap inisiatif masyarakat dalam mengembangkan pariwisata berbasis komunitas ini,” katanya
“Kita sangat mendukung. Justru pariwisata itu harus tumbuh dari bawah. Kita sudah banyak belajar, kalau program dari atas seringkali gagal. Tapi dari bawah (bottom-up), lebih matang dan tepat sasaran,” ungkap Widayat, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur.
Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad Roji, Staf Khusus Bupati Bidang Pariwisata, yang menilai kreativitas lokal seperti ini bisa menjadi pemantik kebangkitan sektor wisata pedesaan.
“Mereka ini harus terus kita dorong. Gagasan-gagasan seperti memanfaatkan sungai atau aset daerah yang sebelumnya terbengkalai bisa diubah menjadi daya tarik wisata. Aktivitas seperti ini perlu dilegalkan dan kita backup dengan regulasi agar saling menguntungkan,” ujar Roji.
Dorong Wisata Pedesaan Naik Kelas
Di tengah tingginya kunjungan wisatawan asing pada musim Juli hingga September, para penggiat berharap kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dinas terkait, bisa semakin memperkuat eksistensi pariwisata lokal.
“Momen ini sangat tepat. Dengan sinergi dan kreativitas, wisata kita bisa lebih dikenal luas. Apalagi banyak wisatawan asing yang datang saat ini,” kata Herman.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan dapat diwujudkan dalam bentuk yang inspiratif dan produktif, sekaligus menjadi langkah konkret membangun pariwisata yang inklusif, berbasis lokal, dan berkelanjutan di Lombok Timur.