Anews. Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Efektivitas Komunikasi Risiko Bencana yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Muhamad Iqbal, yang berlangsung di Hotel Santika, Mataram, Selasa 26/08.
Gubernur NTB menyampaikan apresiasi kepada BNPB yang telah memilih NTB sebagai pilot project penyelenggaraan bimtek. Ia menekankan pentingnya strategi komunikasi dalam menghadapi potensi bencana, mengingat NTB termasuk wilayah rawan bencana.
“ Kami kaya dengan potensi bencana. Setiap Januari–Februari, misalnya, banjir kerap melanda Bima. Persoalannya bukan hanya bagaimana menangani bencana di hilir, melainkan bagaimana memperbaikinya dari hulu, karena hutan-hutan sudah gundul. Dibutuhkan upaya yang progresif,” tegasnya.
Lalu Iqbal juga menekankan, komunikasi risiko bencana sangat strategis untuk mengurangi kepanikan masyarakat. Ia mencontohkan saat pandemi Covid-19, tidak adanya satu suara komunikasi publik di awal yang membuat masyarakat semakin panik.
“ Bukan soal infrastruktur, melainkan komunikasi yang efektif. Ke depan, komunikasi publik sebelum, saat, dan setelah bencana harus berbeda sesuai kondisi. Dengan komunikasi yang baik, masyarakat akan merasa aman dan kondusif,” ujarnya.
Sekretaris Utama BNPB, Dr. Apt. Rustian, S.Si., M.Kes., menegaskan bahwa Indonesia, termasuk NTB, merupakan wilayah rawan bencana, baik alam maupun non-alam. Ia mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi lebih dari 3.700 bencana yang didominasi hidrometeorologi basah. Hingga 19 Agustus 2025, tercatat 2.206 kejadian bencana, termasuk 12 kali gempa bumi.
“ Mengingat tujuh tahun lalu gempa dahsyat di NTB, mitigasi menjadi pembelajaran penting. Bencana memang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana, tetapi bisa dikenali dari gejala yang muncul. Karena itu, komunikasi risiko bencana menjadi sangat penting,” jelas Rustian.
Dengan melalui bimtek ini, BNPB mendorong pembentukan Forum Komunikasi Risiko Bencana di setiap daerah sehingga menjadi menjadi percontohan bagi daerah -daerah lain. Forum tersebut diharapkan tidak hanya formal, tetapi juga aktif dalam menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat terkait mitigasi bencana.(pr)