Terjemahan

AmpenanNews. Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Lombok Timur (Kab Lotim), Judan, sesalkan dugaan pelecehan seksual terhadap anak kembali terjadi di lingkungan dunia pendidikan di Kabupaten Lombok Timur khususnya di lingkungan pondok pesantren.

Menurut Judan, apa yang terjadi di minggu terakhir di Bulan April atau awal Mei lalu merupakan kejadian yang patut kita sesalkan, mungkin semua orang juga tidak ingin menghendaki itu terjadi terlebih kekerasan seksual itu terjadi di lingkungan asrama siswa.

Lanjutnya, seperti yang pernah kita sampaikan, sesungguhnya lingkungan pondok pesantren ini seperti para kiyai nya, tuan gurunya adalah ujung tombak dalam menjaga penegakan akhlak dan moral dikala degradasi moral melanda anak-anak kita saat ini.

“Namun demikian kita sangat terkejut justru kasus-kasus moral itu terjadi di lingkungan pondok pesantren. penyesalan itu justru diperparah lagi karena yang menjadi pelaku diduga mereka yang menjadi panutan di lingkungan pondok pesantren itu sendiri” ucapnya bebernya saat di wawancarai media ini di Polres Lotim, Selasa (09/05).

Baca Juga :  Pemkab Lotim Komit Turunkan Angka Kemiskinan Hingga 14,05% di Tahun 2023

Ia juga menyebut, Tanggung jawab terkait dengan keselamatan anak, keamanan dan kenyamanan anak itu adalah tanggung jawab kita bersama, siapapun dan dari elemen manapun merupakan tanggung jawab kita bersama.

Oleh karena itu Ketua LPA Kab Lotim menekankan khususnya kepada Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur yang menaungi pendidikan pondok pesantren di Kab Lotim, saatnya Kemenag melakukan evaluasi secara menyeluruh, untuk dapat mengetahui apa sih yang menjadi penyebab Akhir-akhir ini Kasus-kasus kekerasan seksual justru marak di lingkungan pondok pesantren, apa yang salah dalam dunia pendidikan kita?

“Sampai hari ini kita belum pernah mendengar hasil evaluasi dari kementerian agama, oleh karena itu sekali lagi sudah saatnya walaupun terbilang terlambat kepada Kemenag untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait sistim pendidikan kita” harapnya

Baca Juga :  Januari 2021, Lahan Parkir Di Lotim Akan Dikelola Dishub

Berbicara terkait dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pondok pesantren di Desa Kota Raja, Kecamatan Sikur, Kab Lotim, adapun informasi terakhir yang LPA dapatkan, untuk jumlah korban yang sudah melapor itu sebanyak tiga orang korban, namun yang menjadi korban pelecehan seksual itu menurut catatan LPA Kab Lotim lebih sekita 10 orang yang merasa mengalami pelecehan seksual.

“Kemungkinan terkait korban dalam kasus ini untuk korban akan terus bertambah dan itu nanti kita akan tunggu hasil perkembangan selanjutnya” ucap Judan.

Dalam catatan LPA Lotim sejak tahun 2022 sampai 2023 lebih dari 10 kasus pelecehan seksual terhadap anak yang ditangani, dimana dalam satu kasus korbannya lebih dari 1 orang bisa sampai 5,6-7 orang.

Baca Juga :  Pelantikan Pengurus PEPADI Provinsi NTB Masa Bhakti 2023 - 2028

“Kalau kita berbicara berapa jumlah korban kekerasan seksual sejak tahun 2022-2023 mungkin lebih dari 50 orang anak baik itu dilingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan, dari 15 kasus yang kita tangani 10 nya ada di lingkungan pendidikan entah itu di lingkungan pondok maupun di pendidikan umum” singkatnya


Bank NTB Ramadhan
Bank NTB
Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments