Bupati Bersama OPD Lotim Menghadiri Pengajian Rutin
Terjemahan

AmpenanNews. Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy bersama pimpinan OPD serta karyawan dan karyawati lingkup kabupaten Lombok Timur menghadiri pengajian rutin, Jumat (21/10). Kegiatan yang berlangsung di Masjid Agung Al – Mujahidin Selong itu dibawakan Ketua MUI Lombok Timur, Tuan Guru H. Ishak Abdul Ghani.

Dalam tausiyahnya, Tuan Guru mengingatkan agar melaksanakan perintah Allah SWT agar doa terkabul. Kaitan dengan doa Tuan Guru menyampaikan nasihat salah seorang sufi terkemuka abad ke-7 M, Ibrahim bin Adham. Menurut sang sufi ada sepuluh hal yang menyebabkan matinya hati sebagai penghalang terkabulnya doa.

Tuan Guru menguraikan yang pertama adalah mengenal Allah tetapi tidak melaksanakan hak-haknya. Berikutnya adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Tanda cinta itu adalah mengikuti sunnahnya. Ke tiga adalah membaca Al-Quran tetapi tidak mengamalkannya.

Baca Juga :  Kapolda, Danrem dan Wakajati Bicara Capaian Pembangunan NTB Setahun Zul - Rohmi

Ke empat, makan rezeki tapi tidak bersyukur. Tuan guru mengingatkan jamaah agar senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Ia mengisahkan Sa’ labah yang minta didoakan agar menjadi kaya. Setelah memiliki kekayaan, dia menjadi luput dan lupa beribadah kepada Allah SWT. Sa’labah bahkan mengabaikan firman Allah SWT yang memerintahkan untuk berzakat. Ia tidak pernah berzakat hingga akhir usia karena Allah melarang Nabi menerima zakat darinya

Ke lima, Tuan Guru mengingatkan bahwa setan adalah musuh umat manusia dan harus ditentang agar selamat dunia dan akhirat. Ia juga menyebutkan bahwa setan bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui: marah, sifat hasad, dan iri, juga terlalu kekenyangan, tamak, dan tergesa-gesa. Untuk itu, Ia mengingatkan agar terus beristighfar agar menutup pintu masuk setan. “Setan berjanji akan menghancurkan umat-umat Nabi dengan dosa, karena itu untuk melawannya kita harus sering-sering beristighfar,” pesannya.

Baca Juga :  Bupati Lotim Ingatkan OPD dalam Rakor Untuk Tidak Menyengsarakan Masyarakat

Berikutnya, yang ke enam, adalah surga itu ada tetapi tidak mendekatinya. Di sisi lain neraka itu pasti adanya, namun tidak berusaha menghindarkan diri darinya. Diingatkannya tidak ada siksa semasa Nabi Muhammad, dan tidak ada siksa bagi orang-orang yang senantiasa beristighfar dalam menyelamatkan diri dari neraka.

Diingatkan pula bahwa kita kerap mengurus aib orang lain dan lupa aib sendiri. Tuan Guru mengingatkan supaya menjauhi gibah atau menggunjingkan sesama muslim, “Jauhkan dirimu dari gibah karena gibah itu lebih kejam dari zina,” tekannya.

Hal lainnya adalah kepastian akan kematian. Tetapi manusia juga tidak mempersiapkan diri. Padahal umat rasullah yang dinilai paling cerdas dan mulia adalah yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk itu. Tuan Guru menyebutkan hal itu sebagai salah satu ciri takwa.

Terakhir, disebutnya bahwa manusia kerap menguburkan orang mati tetapi tidak mengambil hikmah. Karena itu Tuan guru mengingatkan agar jamaah mau belajar dari kematian supaya tidak menjadi angkuh, dan hanya mementingkan urusan dunia sehingga melupakan akhirat. Ia mengingatkan sepuluh hal itu wajib direnungkan, terutama dalam memperingati maulid Nabi dan mengobati diri dengan banyak sholawat serta beristighfar kepada Allah SWT.

Baca Juga :  Bupati Lotim Kumpulkan Kepala OPD, Camat dan Kades Usai Rakor dengan Mendagri

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments