Pandemi Covid 19 merupakan virus yang sangat mematikan. Virus ini bisa menyerang siapa saja baik itu orang tua, pemuda, orang biasa, pemimpin daerah, menteri, dan bahkan pemimpin negara pun bisa terkena virus ini, virus yang bernama coronavirus ini pertama kali ditemukan di provinsi Hubei, Wuhan, Tiongkong yang menurut penelitian virus ini berasal dari hewan mamalia terbang yang biasa kita sebut dengan kelelawar atau latinnya adalah Chiropetra. Karena penyebarannya yang pesat dan sulit untuk dihentikan membuat hampir di seluruh negara di dunia terkena Covid 19 ini, maka karena itulah disebut dengan pandemi. Yang hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menghindari penyebaran penyakit ini.
Pandemi Covid 19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia ini menyebabkan semua negara yang tertimpa bencana penyakit mematikan ini mengalami kesusahan. Karena pandemi Covid 19 banyak negara yang melakukan aturan sistem lockdown untuk mengatasi penyebaran virus Covid 19 di negaranya yang biasa di sebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jika di Indonesia yang berlangsung pada bulan april hingga september lalu, yang mengharuskan semua masyarakatnya untuk tetap di dalam rumah dan keluar rumah hanya melakukan aktivitas yang perlu saja seperti membeli makanan, itu pun jika keluar mereka harus menggunakan masker dan menjaga jarak aman sekitar 1,5 meter untuk terhindar dari penyebaran covid 19 ini. Sehingga membuat banyak aktivitas manusia yang terganggu karenanya yang meliputi ekonomi, pendidikan, kesehatan, wisata, dan lain sebagainya terganggu, terutama di bagian ekonomi yang membuat banyak negara di dunia mengalami resesi (kemorostan ekonomi) termasuk negara kita Indonesia. Untuk itu pemerintah melakukan segala cara untuk mengatasi dan mengembalikan ekonomi negara agar kembali seperti semula. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan bidang pertanian, yang justru berjalan baik sehingga bisa membantu perekonomian negara terutama masalah ketersediaan ketahanan pangan.
Untuk itu, pertanian menjadikan tanaman pangan menjadi komoditi yang paling penting menjaga ketersediaan pangan agar tetap tersedia.
Dengan memperswadyakan masyarakat petani yang sampai pandemi covid 19 ini masih tetap eksis melakukan panen dan ada yang sudah ditanam kembali. Hal ini juga di dukung oleh menteri pertanian Republik Indonesia dengan melakukan pengawasan, pendampingan, serta memberikan semangat agar agar tetap berproduksi. Komoditi pangan seperti padi, jagung, dan kedele (pajele) menjadi sumber utama ketersediaan pangan sehingga dilakukan pengawasan yang ketat untuk menjaga ketersediannya. Karena Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki sentra-sentra Pajale saat ini yang masih aman.
Hal ini juga tercantum dalam surat edaran Kementerian Pertanian No 3199/RC.2020/C/05/2020 tertanggal 11 Mei 2020 kepada Gubernur seluruh Indonesia agar melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah dan Tanam (GPOT) dalam rangka menghadapi musim kemarau dan ancaman Covid-19. Dan berdasarkan laporan petugas Dinas Pertanian Perkebunan Provinsi NTB bahwa realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) Pajale bulan Mei 2020 dilaporkan terealisasi dengan 13 Mei 2020 dengan padi 28,36%, jagung 4,39% dan kedelai 10,41%. Dengan demikian agar petani tetap semangat untuk menjalani tugas menjaga ketahanan ketersediaan pangan bangsa menghadapi ancaman Covid-19.
Dan dalam kunjungan Menteri Pertanian dan Gubernur NTB ke Lombok Tengah pada tanggal 23 agustus 2020 di Desa Aikmel, Lombok Tengah.
Sang menteri bertekad untuk perkuat NTB menjadi sehingga memberikan sarana bantuan prasarana dan sarana produksi untuk petani sebesar 120 miliar dan dilakukan nota kesepahaman antara Menteri Pertanian dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini gubernur NTB dengan para mitra agar mendukung keberhasilan program sehingga meningkatkan produktivitas, serta menjamin ketersediaann pangan.
Syahrul Yasin Limpo (mentan SYL) menyatakan penguatan pertanian di NTB menjadi agenda yang penting karena memiliki berbagai komoditas strategis sehingga menopang ketahanan pangan. Selain itu, SYL menjelaskan pada masa pandemi Covid-19 saat ini, pertanian merupakan sektor yang sangat tangguh dan bahkan menjadi satu-satunya sektor yang bisa selamatkan perekonomian nasional.
Sementara itu dalam kunjungan yang sama Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan NTB merupakan lumbung pangan nasional baik itu berupa beras maupun jagung, termasuk juga sebagai sentra produksi cabe, bawang merah, dan bawang putih. Hal ini meletakan NTB sebagai daerah strategis dalam pengembangan pertanian modern ke depan.
Adapun target produksi padi NTB 2019/2020 sudah mencapai 86% meliputi gabah 2,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan cadangan beras bulog NTB bertahan 18 bulan ke depan, sehingga surplus ini bisa dapat memenuhi kebutuhan provinsi lain di Indonesia.
Bupati Lombok Tengah, Moh. Suhaili Fadhli Thohir sangat mengapresiasi program trobosan menteri pertanian, yang dimana ketahanan pangan saat masa pandemi seperti sekarang ini sangatlah tangguh. Sektor pertanian Lombok Tengah sendiri turut mendapat perhatian dari Kementan dan Pemerintah Provinsi NTB sehingga aktivitas pertanian tetap berjalan dan petani tetap bersemangat kerja di sawahnya.
Oleh karena itu, daerah NTB bisa dijadikan salah satu provins yang penting untuk menjaga ketersediaan pangan saat masa pandemi Covid-19 ini melanda, terlebih kita tidak tahu sampai kapan bencana kesehatan yang mengerikan ini akan berakhir.
Untuk itu ketersediaan pangan haruslah sangat diperhatikan agar tidak semakin memperburuk keadaan setelah terjadinya resesi. Dan petani harus patut juga di apresiasi karena berkat kerja keras mereka yang tidak kenal kata lelah dan putus asa sehingga membuat ketersediaan pangan tersebut bisa aman dan terkendali, petani bisa dikatakan pahlawan ketesediaan pangan saat masa pandemi Covid-19.
Oleh. Rahadian Iman Suwangsa Ambara
Fakultas: Prodi Sosiologi
Univesitas Mataram