Terjemahan

AmpenanNews – Di dusun itu berdiri sebuah Pondok Pesantren yang oleh pendirinya H. Sahwan, S.Pd diberi nama “Zainul Hafidz” At-Taufiq. Tepat di Ponpes itu, Mobil yang telah menempuh perjalanan sekitar satu jam setengah dari Kota Mataram itu berhenti. Mengenakan kopiah hitam, berbalut batik yang dominan warna hijau serta celana panjang hitam turun dari kendaraan.

Ratusan masyarakat sudah menunggu kehadiran penumpangnya. Puluhan pengurus ponpes sudah siap menyambut dan berjabat salam dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah. Meski cuaca sedikit panas, namun tidak menurunkan antusiasme keluarga besar ponpes dan masyarakat sekitar.

Dalam arahanya, Doktor Zul menegaskan bahwa kehadiran Pondok Pesantren akan membawa perubahan bagi peradaban hidup manusia. Sebab pesantren itu senantiasa menghadirkan banyak hal untuk menghadapi tantangan zaman ke depan. Apalagi di tengah kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat seperti saat ini.

Baca Juga :  Danrem 162/WB Pimpinan Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Bencana Provinsi NTB

“Karena di zaman ini, kemajuan teknologi informasi dan lain sebagainya, masyarakat itu kadang duduk berdampingan, duduk bersama, tapi jarang berkomunikasi langsung,” ungkap Gubernur saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Lembaga Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufiq, Dusun Sepi, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Kemajuan teknologi saat ini lanjutnya, tidak menjadikan jabatan seseorang sebagai pembawa kebahagiaan. Justru semakin tinggi jabatan seseorang, semakin sedikit sahabat dan saudara sejatinya.

“Jabatan gubernur, jabatan bupati, bahkan jabatan presiden, adalah jabatan yang penuh kesunyian. Jabatan yang dihinggapi rasa sepi yang mencekam,” jelas orang nomor satu di NTB itu di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.

Baca Juga :  Menteri ESDM Resmikan Proyek Kelistrikan Di Badas

Karena itu, Gubernur mengingatkan, rasa syukur terhadap segala yang dimiliki saat ini merupakan kunci kebahagiaan. Memiliki banyak harta serta rumah yang besar, belum tentu hidupnya bahagia. Kadang katanya, ada yang berpenghasilan miliar rupiah serta rumah seharga triliunan, tapi selama hidupnya hanya bisa makan obat.

Selain itu, Doktor Zul mengajak masyarakat Sekotong untuk menulis cerita indah tentang daerahnya. Yaitu cerita yang membangkitkan semangat bagi masyarakat untuk menatap masa depan.

“Hari ini saya menjadi saksi, pendiri Ponpes ini ingin menulis cerita masa depan Sekotong dengan cerita yang menyenangkan,” katanya yang disambut tepuk tangan masyarakat seraya berharap bahwa keberanian meletakkan batu pertama adalah ikhtiar maksimal mengatakan pada dunia, masa depan Sekotong adalah cikal bakal yang Gemilang bagi anak cucu di masa yang akan datang.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments