Anews. Dalam rentang waktu kurang dari sehari, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lombok Timur mengirimkan bantuan ke tiga lokasi bencana berbeda. Lembaga pengelola zakat ini mengerahkan tim ke Jerowaru, Pringgabaya, dan Montong Baan Selatan setelah menerima laporan warga tentang angin puting beliung dan dua peristiwa kebakaran.
Langkah cepat itu menjadi bukti komitmen BAZNAS Lotim untuk memastikan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari para muzaki tidak berhenti di meja administrasi, melainkan segera sampai ke tangan mereka yang benar-benar membutuhkan.
“Ini bentuk amanah dari para pemberi zakat untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” kata Ketua BAZNAS Lombok Timur, H. Muhammad Kamli, di lokasi penyerahan bantuan di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Selasa, 4 November 2025.
Di Jerowaru, angin puting beliung memporak-porandakan enam rumah warga. Empat di antaranya rusak berat, dua lainnya rusak ringan. Di bawah terik matahari siang, tim BAZNAS menyalurkan bantuan awal sebagian untuk perbaikan rumah, sebagian lagi untuk kebutuhan darurat warga.
“Kami tahu ini belum cukup untuk membangun kembali semua rumah, tapi semoga menjadi modal awal agar warga bisa kembali berdiri,” ujar Kamli.
Sementara itu, di Pringgabaya, rumah seorang warga di Desa Teko ludes dilalap api. Tim yang dipimpin Wakil Ketua I BAZNAS, H. Murjoko, bersama Mirwan M.Pd. dan Nita Rizanita, langsung melakukan asesmen dan menyerahkan bantuan darurat di hari yang sama. “Kehadiran kami di sini bukan sekadar memberikan uang tunai, tapi juga menegaskan bahwa para mustahik tidak sendirian,” kata Murjoko.
Kasus lain terjadi di Desa Montong Baan Selatan. Kebakaran di desa ini menyebabkan seorang warga mengalami luka bakar serius. Wakil Ketua III BAZNAS, Sirajun Nasihin, memimpin langsung penyaluran bantuan untuk biaya pengobatan dan pemulihan korban.
“Bantuan ini kami salurkan dalam kategori darurat. Kami ingin memastikan korban segera mendapat perawatan layak,” ujar Sirajun.
Di Lombok Timur, BAZNAS berperan bukan hanya sebagai pengumpul dana umat, tapi juga sebagai lembaga tanggap bencana sosial. Dana ZIS yang dihimpun sebagian besar berasal dari zakat aparatur sipil negara (ASN), masyarakat umum, serta donatur tetap.
Respons cepat menjadi salah satu prinsip kerja baru BAZNAS Lotim di bawah kepemimpinan Kamli. Lembaga ini menyiagakan tim siaga bencana yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk memastikan bantuan tiba maksimal 24 jam setelah laporan diterima.
“Kami terus berupaya agar dana umat tidak mengendap, tapi segera dirasakan manfaatnya oleh yang membutuhkan,” kata Kamli.
Aksi cepat di tiga titik bencana ini mempertegas posisi BAZNAS Lotim sebagai mitra sosial pemerintah daerah. Dalam dua bulan terakhir, lembaga ini aktif menyalurkan bantuan pendidikan, kesehatan, dan bencana dengan pendekatan turun langsung ke lapangan, tanpa menunggu prosedur berbelit.
“Zakat itu harus hidup di tengah umat. Kalau menunggu terlalu lama, esensinya hilang,” kata Sirajun.
BAZNAS berharap kecepatan dan transparansi seperti ini dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat. Di saat banyak masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi, kehadiran lembaga seperti BAZNAS menjadi krusial tidak sekadar penyalur bantuan, tapi juga simbol solidaritas sosial yang nyata.
