AmpenanNews. Benda bersejarah hasil rampasan Belanda dari Kerajaan di Lombok tidak bisa dikembalikan ke Lombok akan tetapi akan disimpan di Museum Nasional karena merupakan benda bersejarah milik Negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahmad Nuralam, MH. setelah mengikuti Zoom Metting bersama Dirjen Kebudayaan RI pada hari Selasa 25/07.
” benda benda bersejarah hasil rampasan perang belanda tersebut sudah didaftarkan menjadi cagar budaya sebagai milik pemerintah Pusat dan merupakan milik negara sehingga benda benda tersebut tidak bisa dibawa atau ditempatkan di disini,” kata Kepala Museum NTB
Dalam pernyataan Kepala Museum bahwa memang benar benda itu sebanyak 335 benda dari total 400 an benda itu milik kerajaan yang ada di Pulau Lombok, berita acara telah ditandatangani, sedangkan pemulangan benda tersebut direncanakan pada bulan Agustus.
” masyarakat NTB dalam dialegtika saat ini sangat berharap agar benda benda tersebut bisa dipamerkan, disaksikan karena memilik sejarah sehingga benda itu bisa menjadi kajian sejarah dan apalagi akan sangat bagus untuk ditempatkan disini,” papar Nuralam.
Akan tetapi lanjut, Nuralam, karena ini merupakan hubungan goverment to goverment sehingga itu semua menjadi benda milik Negara yang tidak mungkin dipindah tangankan sesuai dengan Undang Undang No. 11 tahun 2010 pasal 15 yang menyatakan bahwa benda cagar budaya milik pemerintah tidak dapat dipindahtangankan.
” jadi sudah clear, bahwa benda benda tersebut milik pemerintah pusat dan akan ditempatkan di Museum Nasional, ” tutupnya.
Disamping itu, Kepala Museum Provinsi NTB Ahmad Nuralam, MH, juga menjelaskan bahwa kapasitas museum yang ada sekarang ini baru bisa memamerkan 6 % dari koleksi benda benda bersejarah yang ada.
” jadi sebanya 7 ribuan benda benda bersejarah yang ada di museum ini kita tempatkan di gudang, karena kapasitas gedung yang tidak memadai. walaupun demikian keamanan dari seluruh benda benda bersajarah extra ketat juga,” jelasnya.
Pembangunan Gedung ini sekitar tahun 80 an, sambung kepala museum, kemudian sampai saat ini belum ada penambahan gedung untuk memamerkan benda yang lain sejumlah 7 ribuan lebih.