Anews. Hujan yang mengguyur wilayah Pengadangan tak menyurutkan langkah Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin dan Wakil Bupati H. Moh. Edwin Hadiwijaya menghadiri penutupan Pesona Budaya Desa Pengadangan 7 Metu Telu, Nafas Harmoni di Tanah Sasak, Rabu petang (26/11). Keduanya datang bersama pasangan masing-masing, menandai dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pelestarian tradisi lokal.
Di tengah simpang empat desa yang disulap menjadi panggung utama, Bupati dan Wakil Bupati ikut serta dalam teaterikal Midang. Dalam satu adegan, keduanya menumbuk padi menggunakan geneng ritual simbolik yang menggambarkan pentingnya kerja bersama untuk meraih tujuan. Mereka juga terlibat dalam prosesi Metu Telu, falsafah masyarakat Sasak yang menegaskan kesatuan antara tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
Dalam sambutannya, Bupati Haerul menyebut turunnya hujan sebagai “rahmat dan ridho Allah” bagi masyarakat yang hadir. Ia menekankan bahwa nilai moral dan komitmen menjaga budaya harus terus ditanamkan melalui agenda serupa. Pemerintah daerah, katanya, berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan kebudayaan. Haerul juga meminta Dinas Pariwisata memberi perhatian lebih pada agenda budaya Pengadangan dan menjanjikan perbaikan infrastruktur jalan di wilayah desa tersebut.
“Budaya seperti ini harus terus dilaksanakan dan dilestarikan,” ujar Haerul.
Kepala Desa Pengadangan, Iskandar, sebelumnya menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah daerah sejak awal hingga penutupan acara. Ia kembali menyinggung persoalan jalan desa yang dinilai perlu segera diperbaiki untuk mendukung aktivitas masyarakat.
Meski hujan tak kunjung reda, antusiasme warga tetap terasa. Penutupan Pesona Budaya tahun ketujuh ini menampilkan kolaborasi seni Gendang Beleq, tari kolosal Metu Telu, hingga ritual Betetulak Begibung sebuah tradisi makan bersama yang menjadi penanda kuatnya ikatan sosial masyarakat Pengadangan.