Anews. Sebanyak 200 dosen dari berbagai Fakultas di UIN Mataram mengikuti workshop peningkatan kapasitas calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) UIN Mataram Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Mataram. Workshop dilaksanakan di Ruang Resto Gedung Training Canter Kampus II Universitas Islam Negeri Mataram Jalan Gajah Mada No 100 Kelurahan Jempong Baru kecamatan Sekarbela Kota Mataram (Kamis, 22/5/2025).
Workshop ini menghadirkan Dr. Aep Kusnawan, M.Pd., Kepala P2M UIN Sunan Gunung Dajti Bandung dengan materi “Laporan Artikel Mahasiswa”. Narasumber kedua, Dr. Muhammad Muntahibun Nafis, M.Ag, Kepala P2M UIN Satu Tulungagung sekaligus Ketua Forum Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat PTKIN Se-Indonesia, membawakan tema “Membangun Semangat Kewirausahaan di Masyarakat”.
Rektor UIN Mataram Bapak Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag. membuka secara resmi rangkaian acara dan menyampaikan apresiasinya terhadap peningkatan kualitas pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UIN Mataram.
“Alhamdulillah, kegiatan pengabdian UIN Mataram kepada masyarakat setiap tahun semakin baik dan meningkat. Terlebih pengabdian dan penelitian dapat dilaksanakan bersamaan sebagaimana KKP berbasis riset, KKP yang berfokus pada ramah perempuan, digitalisasi dan UMKM hal yang menjadi perhatian penting di tengah masyarakat hari ini. Dengan diturunkannya ribuan mahasiswa UIN Mataram akan memberikan kebaikan di tengah masyarakat sebagaimana turunnya hujan yang memberikan kebaikan dan kesuburan,” jelasnya.
Ketua LP2M UIN Mataram, Prof. Hj. Atun Wardatun, MA, Ph.D., dalam sambutannya menjelaskan kegiatan KKP mahasiswa UIN Mataram bertujuan untuk membekali calon DPL dengan pemahaman mendalam mengenai pelaksanaan KKP UIN Mataram, termasuk kebijakan, mekanisme pelaksanaan, serta peran DPL dalam membimbing mahasiswa. Dengan demikian DPL dapat menyempurnakan kekurangan sebelumnya dan meminimalisir kejadian-kejadian negatif yang rentan terjadi saat pelaksanaan KKP.
Sebagaimana tema KKP tahun ini mencakup desa digital, ramah perempuan, kewirausahaan, dan UMKM halal hendak mengembangkan potensi daerah secara berkelanjutan.
“Tema ini sangat penting mengingat kemajuan teknologi yang pesat agar tidak salah dalam pemanfaatan, situasi kurang ramah terhadap perempuan yang menyebabkan pernikahan dini, pentingnya mengembangkan kewirausahaan untuk mengurangi angka kemiskinan, dan pendampingan UMKM Halal. Dan untuk pengembangan mulai tahun depan KKP UIN Mataram akan dilaksanakan di luar pulau Lombok seperti di Sumbawa” ujarnya penuh semangat,” tuturnya.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Aep Kusnawan, M.Pd. mengenai Laporan Artikel Mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif. Sebelum menyempaiakan meteri Dr. Aef menyampaikan terimakasih atas kerjasama program KKN UIN Sunan Gunung Dajti Bandung dengan KKP UIN Mataram. Kerjasama yang sudah berlangksung tiga tahun berjalan lancar, tahun lalu UIN SGD Bandung menitip mahasiswa KKN di KKP UIN Mataram sebanyak 35 mahasiswa dan tahun ini minat mahasiswa UIN SGD Bandung meningkat menjadi 70 mahasiswa yang akan berKKN melalui KKP UIN Mataram. Ini menunjukkan suksenya kerjasama KKN UIN Bandung dan Mataram.
Terkait materi yang disampaikan, Dr. Aef menjelaskan dasar filosofi pelaksanaan KKP yaitu Keislaman, Filsafat Ilmu dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, KKP sudah menjadi bagian yang tidak dipisahkan dalam studi karena bermuatan SKS, disamping itu tuntutan kademik menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan sehingga secara administratif masuk dalam instrumen akreditasi, BKD, LKD, dan MBKM.
Dari itu, Dr. Aef menegaskan pentingnya dokumentasi yang baik selama pelaksanaan KKP dengan menjalani siklus KKP mulai dari sosialisai dengan desa tempat KKP, pemetaan sosial dan pengorganisasian masyarakat, perencanaan dan sinergi program, hingga pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi.
“Perencanaan KKP harus berbasis pada kebutuhan masyarakat serta selaras dengan program pembangunan setempat. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu mengidentifikasi permasalahan lokal, menyusun program berbasis riset, serta menjalin kemitraan dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan dampak program,” terangnya.
Dr. Aef juga menambahkan tagihan atau out put KKP harus menjadi perhatian DPL berupa profiling desa, logbook dan foto kegiatan harian, artikel jurnal atau prociding, rilis dan link berita KKP, video tahapan KKP, Hasil KKP berupa produk KKP, pencapaian perubahan, dan respons masyarakat pada kegiatan KKP.
Pemateri kedua disampaikan oleh Dr. Muhammad Muntahibun Nafis, M.Ag, mengenai membangun semangat kewirausahaan di masyarakat. Menurutnya diantara urgensi KKN berbasis kewirausahaan mengurangi pengangguran structural mengembangkan potensi local, meningkatkan daya saing desa, menambah pemasukan dan penghasilan masyarakat dan desa dan melatih mahasiswa berpikir inovatif dan solutif. Adapun Metode Identifikasi Potensi Usaha yaitu Participatory Rural Appraisal (PRA), wawancara dan FGD dengan warga, observasi langsung kegiatan ekonomi lokal dan Analisis SWOT potensi desa.
Dr. Nafis juga memberikan contoh kegiatan KKP Kewirausahaan seperti pembuatan sabun herbal dari tanaman lokal, pelatihan digital marketing untuk UMKM desa, Pengembangan produk olahan pangan lokal, E-commerce desa berbasis website sederhana, pelatihan olahan ikan tawar atau laut, Pengembangan agrowirausaha, Inkubator Wirausaha Desa: Penguatan UMKM dan Ekonomi Kreatif Berbasis Lokalitas.
Sebagai pamungkas materi, kedua pemateri menjelaskan mengenai sistem penilaian mahasiswa KKP, bahwa penilaian melibatkan beberapa aspek, seperti kinerja lapangan, responsi, dan general test.
“Penilaian tidak hanya berdasarkan hasil akhir, tetapi juga pada proses mahasiswa dalam menjalankan program. Oleh karena itu, DPL diharapkan dapat memberikan evaluasi yang objektif dan transparan,” ungkapnya.
Sesi tanyajawab memperlihatkan antusiasme peserta dan narasumber berdiskusi kaitan materi yang sudah disampaikan dan sharing problem yang dialami dalam pelaksanaan KKP tahun sebelumnya. Salah satu peserta menyampaikan kesannya setelah mengikuti seluruh rangkaian worksop.
“ Workshop ini berkesan sangat baik sekali karena kami di chalenge untuk menjadi DPL yang baik dengan berbagai pengalaman-pengalaan yang dibagikan oleh pembicara, harapannya tentu saja para DPL yang akan melaksanakan tugas di tahun 2025 ini, dan kegiatan seperti ini dapat ditingkatkan di tahun berikutny,” ungkapnya.