Telekomunikasi Tak Sesuai Standar Ketua APNATEL Minta Pemprov NTB Menertibkan Perusahaan dan Distributor
Terjemahan

AmpenanNews. Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (APNATEL), minta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, agar menertibkan perusahaan dan distributor telekomunikasi yang tidak sesuai standar, karena Telekomunikasi adalah industri yang sangat penting dalam era digital saat ini. Dengan banyaknya pesaing di pasar, persaingan dalam industri telekomunikasi menjadi semakin ketat dari waktu ke waktu.

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah yang merasakan persaingan industri tersebut. Ironisnya, banyak perusahaan dan distributor telekomunikasi di NTB hanya fokus pada harga murah dan mengabaikan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Untuk pasar telekomunikasi yang semakin kompetitif di NTB ini memaksa perusahaan dan distributor untuk menawarkan harga yang lebih murah dengan tujuan persaingan, namun menurunkan kualitas layanan hanya untuk menawarkan harga murah adalah tindakan yang merugikan pelanggan.

Seorang pebisnis di NTB yang bergerak di bidang Telekomunikas, Boris Syaifullah, menyayangkan hal itu. Menurutnya, apa yang dilakukan perusahaan tersebut adalah strategi yang pintar dalam jangka pendek, yang mana pada akhirnya, akan merugikan bisnis mereka sendiri.

Baca Juga :  Pemprov NTB ajak Influencer dan Masyarakat dukung Sulis di LIDA 2021

“Perusahaan-perusahaan dan distributor yang tidak memperhatikan kualitas layanan hanya demi harga murah sebenarnya sedang merugikan pelanggan mereka sendiri. Kualitas layanan yang buruk dapat menyebabkan pelanggan atau masyarakat menjadi tidak puas dan beralih ke pesaing lain yang menawarkan layanan yang lebih baik,”ujar Boris, Rabu (12/04)

Boris juga memyampaikan, pada akhirnya perusahaan tersebut mungkin kehilangan lebih banyak pelanggan daripada yang mereka dapatkan dengan menawarkan harga yang lebih murah.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi ini. Sebab kata dia, strategi tersebut akan berdampak terhadap ekosistem bisnis Telekomunikasi yang ada di NTB.

“Saya menyampaikan ini adalah bagian dari kepedulian saya terhadap teman-teman dan rekan pegusaha yang bergelut di bidang ini,” kata dia.

Saat ini Boris menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (APNATEL) dan tengah fokus membangun perusahaan telekomunikasi di NTB.

Baca Juga :  Potensi Berlimpah, Wagub, NTB Terbuka Terhadap Investor

Ia berharap keberadaan dia sebagai ketua APNATEL bisa memberikan masukan agar ekosistem bisnis di Bidang Telekomunikasi ini tetap terjaga dengan baik dan harus tumbuh dengan positif.

“Jangan karena persaingan bisnis harga murah lalu kita mengorbankan kualitas dari produk yang kita hasilkan. Kalau bisa, harga murah tapi kualitas bagus. Itu lebih baik,” sambungnya.

Ia juga berharap Kepada Pemerintah NTB maupun daerah lain yang berada di Kawasan Indonesia Timur dalam hal ini Diskominfotik agar lebih masif melakukan sosialisasi terkait aturan standarisasi produk atau layanan di Bidang telekomunikasi kepada Pengusaha-pengusaha yang ada di NTB ataupun masyarakat luas.

Maksud dan tujuannya, sambungnya, agar tidak ada lagi perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi di bidang telekomunikasi. Selain itu, ia berharap agar pemerintah memberikan tidakan tegas kepada perusahaan yang tidak memenuhi standart spesifikasi tersebut.

Baca Juga :  Empat Tahun Berkhidmat, Sekda NTB Apresiasi NTB Care

Ia menjelaskan, dalam industri telekomunikasi, sangat penting bagi perusahaan dan distributor untuk memperhatikan kualitas layanan yang mereka berikan kepada pelanggan mereka. Meskipun harga yang kompetitif penting, namun kualitas layanan yang baik adalah kunci untuk mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan jangka panjang.

Contoh Boriselanjutkan, yaitu product perusahaannya, dengan brand BCC yang sudah dilengkapi sertifikasi baik Ciqs, ISO, Sertifikasi Telkom / QA sampai ke Sertifikasi TKDN dengan standart 40%. Yang menurutnya produknya tersebut sangat layak untuk digunakan.

“Saya sebagai salah satu orang yang bergelut di bisnis telekomunikasi ini, berharap agar persaingan dalam industri telekomunikasi harus didasarkan pada inovasi dan kualitas layanan, bukan hanya pada harga murah semata. Jika perusahaan ingin tetap relevan dan sukses dalam jangka panjang, mereka harus memprioritaskan kualitas layanan, bekerja profesional, dan investasi dalam inovasi teknologi baru untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan,” tutup Boris Syaifullah.

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments