Terjemahan

 

Mataram – DPD PDI Perjuangan Provinsi NTB menggelar ziarah ke makam presiden pertama Indonesia, Soekarno di Blitar, Provinsi Jawa Timur (Jatim), pada Jumat (10/3).

Tercatat, sebanyak 150 kader partai dari 10 pengurus cabang, fraksi DPRD dan DPD PDIP NTB mengikuti kegiatan tersebut.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H.Rachmat Hidayat, mengatakan, kegiatan ziarah makam itu, adalah sarana untuk menanamkan semangat dan nilai juang kepahlawanan pada para kader partai.

Sebab, nilai kepahlawanan bukan bentuk pasif dari tradisi, melainkan proses aktualisasi yang dinamis dalam interaksi sejarah yang panjang.

“Jadi, kegiatan ziarah makam Bung Karno ini, adalah proses interaksi menjadikan eksistensi mengajarkan kader partai untuk meneladani semangat dan perjuangan para pahlawan yang tidak berhenti berjuang mempertahankan NKRI,” ujar Rachmat saat melepas keberangkatan rombongan DPD PDIP NTB Trip Ziarah Makam Bung Karno, KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur.

Menurut Anggota DPR RI dapil Pulau Lombok itu, era globalisasi dan disrupsi saat ini, merupakan tantangan sekaligus ancaman untuk eksistensi sebuah bangsa.

Karena itu, respon positif merupakan kekuatan agar tidak mengubur identitas dan segala potensi bangsa harus diperkuat.

Salah satunya, lanjut Rachmat, adalah melalui kegiatan ziarah makam Bung Karno, dan KH Hasyim Asy’ari yang dikenal sebagai seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU).

Serta, KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat dari tahun 1999 hingga 2001

“Eksistensi sebuah negara tidak terlepas dari pilar-pilar kebangsaan yang terbangun dari nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakatnya. Maka, PDIP NTB mencoba menggabungkan antara kekuatan spirit kebangsaan dan keagamaan agar menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk merekatkan semangat nasionalisme para kader PDIP NTB agar dapat eksis dalam kondisi modernisasi zaman saat ini,” jelas Rachmat menegaskan.

Terkait Pemilu 2024. Politik kharismatik Bumi Gora itu menegaskan, bahwa ziarah makam Bung Karno juga dapat dimaknai sebagai penyambung semangat dan pemantapan pemikiran barisan (slagorde) jelang pemilihan umum pada 2024 mendatang.

Di mana, internalisasi dalam mendalami nilai ajaran Bung Karno, ikrar setia, dan semangat Bung Karno, sebagai guru besar bangsa harus terus digelorakan dalam semangat kegotong royongan. Yakni, para kader harus terus membela wong cilik dengan berbagai program dan kegiatan yang mampu mengangkat derajat dan martabat masyarakat miskin agar mampu bangkit dari keterpurukannya.

“Dengan ziarah makam ke para tokoh bangsa ini diharapkan munculnya pemahaman yang utuh dalam menghayati inti sari pemikiran para Guru Bangsa seperti Bung Karno, Kyai Hashim Asyari dan Gus Dur sebagai guru bangsa agar Kader dan Fungsionaris PDI Perjuangan se NTB tidak terjebak pada arus pragmatis zaman yang individualis dan hedonis. Maka, kewajiban kita harus terus melanjutkan cita-cita besar para Guru Bangsa tentang Nasionalisme dan Persatuan Bangsa dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Yang diaktualisasikan membantu kaum lemah (kaum miskin, anak terlantar, janda miskin, orang tua jompo),” papar Rachmat.

“Kita harus kterus membumikan ajaran besar Bung Karno dalam kehidupan sehari-hari yang pengejahwantahan melalui tertawa dan menangis bergerak bersama rakyat di manapun berada. Slogan ini kerap disampaikan dan diingatkan oleh Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj Megawati Soekarno Putri dalam memotivasi Kader PDI Perjuangan ,”Pungkasnya.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments