Mahasiswa KKN-TEMATIK Unram 2021-2022 ciptakan Filterisasi Air Hujan
Terjemahan

Mahasiswa KKN-TEMATIK Universitas Mataram 2021-2022 Menciptakan Alat Penampung (Fitlerisasi) Air Hujan Sebagai Solusi Permasalahan Air Bersih di Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah karena Air merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi.

Kualitas air merupakan suatu hal utama yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Ini dikarenakan jika kualitas air baik maka baik pula kualitas hidup manusia, begitupun sebaliknya jika kualitas air buruk dan tercemar limbah-limbah berbahaya maka hal tersebut akan menimbulkan permasalahan bagi orang yang mengkonsumsinya secara terus menerus.

Di Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai penambang tradisional.

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut merupakan logam berat dan meresap ke sumur-sumur sehingga mencemari kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Dandim 1620/Loteng Hadiri Upacara Pujawali

Berangkat dari permasalahan tersebut maka muncullah ide dibenak mahasiswa-mahasiswa KKN-TEMATIK Unram 2021 – 2022, yang mengangkat tema “Desa Tangguh Bencana”.

Kelompok yang beranggotakan 12 orang di bawah bimbingan Bapak Eko Pradjoko yang terdiri dari Reza (Hukum), Dita (Akuntansi), Mila (Fisika), Fero (Perikanan), Silvi (Teknik Pertanian), Linda (Pendidikan Fisika), Yaya (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Putri (Peternakan), Rizal (Akuntansi), Didik (Biologi), Rizki (Teknik Mesin), dan Zul (Pertanian) menerapkan gagasan untuk membuat sebuah alat penampung/pemanen air hujan sebagai solusi untuk masalah air bersih di Desa Prabu.

Alat pemanen hujan itu nanti akan memfilter air hujan yang jatuh dari talang air ke dalam pipa/saringan sebelum masuk ke dalam bak penampung. Penampung air hujan tersebut ditempatkan di Musholla yang dekat dengan masyarakat agar dimanfaatkan langsung oleh masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Program Lotim Berkembang Diharapkan Akhir 2020 Capai Target

Secara ekologis ada empat alasan mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi air (Worm, Janette & Hattum, Tim van, 2006), yaitu:
Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan air bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.

Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan air hujan dapat menjadi solusi saat kualitas air permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi rendah selama musim hujan, sebagaimana sering terjadi di Bangladesh.

Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau komunitas pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan serta memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif ini.
Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun limbah kegiatan manusia misalnya masuknya mineral seperti arsenic, garam atau fluoride. Sedangkan kualitas air hujan secara umum relatif baik.

Baca Juga :  Kementan RI Tinjau Kasus PMK di Kabupaten Lombok Tengah

Munculnya ide tersebut didukung oleh Pemerintah desa dan masyarakat setempat. Dukungan tesebut dapat dilihat melalui antusias masyarakat untuk membantu dalam proses persiapan hingga pada tahap akhir. Bahkan masyarakat desa berterima kasih karena dengan adanya ide ini maka air hujan yang jatuh dapat dikonsumsi serta dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Dari adanya alat pemanen air hujan tersebut, mahasiswa KKN berharap permasalahan air bersih di Desa Prabu dapat teratasi dengan dimanfaatkannya alat tersebut.

 

Subscribe
Notify of
guest

1 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments
Ucay
Ucay
2 tahun lalu

Luar biasa, masa KKN boleh ada akhirnya tapi manfaat kepada masyarakat akan selalu bisa terus dinikmati👍🏻