Terjemahan

Mataram – Program Analog Switch Off (ASO) memiliki manfaat besar bagi masyarakat Indonesia, setidaknya ada 5 manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Staf khusus Menkominfo RI Dr. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si dalam webinar Sosialisasi TV Digital secara hybrid pada Senin (13/6/2022).

Manfaat yang pertama adalah kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualitas. Niken menjelaskan siaran tv analog hanya 6 channel yang bisa ditonton dengan tv digital, bisa lebih dari 20 channel gratis dan tidak membutuhkan internet.

Kedua, untuk efesiensi frekuensi. Siaran TV Analog 1 Televisi itu membutuhkan 1 frekuensi.

“Jadi jika di Indonesia ada 698 stasiun TV, itu membutuhkan 698 frekuensi. Padahal kalau TV digital 1 frekuensi bisa digunakan 6 – 12 stasiun TV. Jadi sangat efesien,” jelas Niken.

Baca Juga :  Buruan Cek, TVmu Sudah Digital atau Belum

Ketiga, untuk penataan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industry di era 4.0.

Keempat tersedia Digital Dividen untuk alokasi frekuensi Broadband 5G yang akan digunakan.

“Setelah ditata ulang, ada sisa frekuensi yang bisa digunakan untuk teknologi 5G. kemarin waktu event MotoGP Mandalika, diadakan pilot project untuk teknologi 5G, itu hasilnya kecepatannya 200 kali lebih cepat. Sehingga data lebih cepat terkirim,” kata Niken.

Niken menegaskan, teknologi 5G tidak dapat dilakukan Analog Switch Off (ASO), karena frekuensinya digunakan untuk TV.

Kelima, menghindari sengketa-sengketa dengan negara-negara tetangga yang disebabkan intervensi spektrum frekunsi di wilayah-wilayah perbatasan.

Sementara itu, Dosen Dept. Fisika FPMIPA IPB University Drs Mahfuddin Zuhri MSi menjelaskan, banyak keunggulan menggunakan digital diantaranya adalah lebih mudah didisain, informasinya mudah disimpan dan memiliki keakuratan juga kepresisian yang lebih besar.

Baca Juga :  "Bur dan cak Ong" Sineas Asal NTB Sabet Gelar Juara dari Kementerian Kominfo RI

“Dengan jumlah data yang bisa diolah lebih banyak dari analog, sehingga membuat lebih presisi,” jelas Mahfuddin.

Yang menarik lagi adalah dari digital juga adalah operasinya dapat di program dan relatif tahan terhadap noise. Yang terakhir rangkaiannya lebih mudah dipabrikasi dalam bentuk chip.

Untuk diketahui, Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mengoptimalkan koordinasi dan pemantauan agar program Analog Switch Off (ASO) sukses terlaksana guna mencapai transformasi digital yang optimal.

Program ASO atau migrasi TV Analog ke TV digital ini dilakukan sejak April 2022 dan ditargetkan akan rampung per 2 November 2022 mendatang. Terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan program ASO ini.

Baca Juga :  Simak 5 Tips Beralih ke Siaran Digital

Untuk ASO tahap 1, Kemenkominfo telah memutuskan terdapat tiga wilayah yang menjadi tempat pelaksanaan ASO tahap 1 ini. Seperti yang dikutip dari keterangan pers Kemenkominfo (29/04/2022), Menteri Jhonny menerangkan, ada tiga wilayah dimulainya ASO tahap 1 yakni wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat dan Riau.

Wilayah penghentian siaran TV analog di NTT mencakup dua wilayah yaitu NTT-3 dan NTT-4, terdiri dari Kabupaten Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka.

Wilayah selanjutnya yaitu Papua Barat-3, meliputi kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Sementara di Riau, wilayah siaran yang efektif dihentikan siaran TV analognya yaitu Riau-4, meliputi Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti.

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments