Terjemahan

Lombok Barat – Setelah adanya pelonggaran yang dilakukan pemerintah, tahun ini umat muslim di sejumlah daerah di Indonesia kembali merayakan tradisi Lebaran Topat (Ketupat). Sebelumnya, tradisi Lebaran Topat di sejumlah daerah sempat terhenti karena adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat H. M. Fajar Taufik mengatakan, saat ini pemerintah memberikan kelonggaran dengan tidak menutup tempat wisata sehingga masyarakat bisa berlebaran topat. Termasuk di destinasi-destinasi wisata baru seperti desa wisata dan destinasi wisata buatan lainnya.

Kendati demikian, Taufik mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan selama berlebaran.

“Silahkan berlebaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kami juga sudah menghimbau pengelola tempat wisata dan pemerintah desa untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung,” kata Taufik.

Lebaran Topat sendiri sudah menjadi tradisi turun temurun bagi Muslim Sasak. Tradisi ini merupakan wujud syukur bagi masyarakat yang melaksanakan puasa sunnah enam hari pasca-Idul Fitri.

Baca Juga :  Majelis Agung MAS Silaturrahmi ke Keluarga Budha di Ganjar Desa Mareje

Tidak sedikit warga juga memanfaatkan momen ini untuk merayakannya bersama keluarga sekaligus berwisata.

Di Lombok Barat (Lobar) sendiri sejak pagi tadi (9/5), warga tampak beramai-ramai mendatangi daerah wisata merayakan tradisi Lebaran Topat.

Di kawasan wisata Sekotong misalnya, sejumlah destinasi wisata di kawasan ini sudah ramai pengunjung sejak pukul 9 pagi. Mulai dari Mangrove Bageq Kembar sampai Pantai Pao-Pao Sekotong Barat.

Hal itu dikatakan Camat Sekotong Lalu Pardita Utama saat di temui di kawasan Mangrove. Terkait pengamanan, pihaknya juga sudah berkorodinasi dengan TNI-Polri dan perangkat desa yang ada.

“Pengamanan kita libatkan TNI-Polri dan juga perangkat desa. Mereka bertanggungjawab atas keamanan di destinasi masing-masing. Untuk prokes, pihak keamanan di pintu masuk destinasi tetap menghimbau pengunjung untuk selalu menerapakan prokes,” tegasnya.

Baca Juga :  Majelis Adat Sasak ( MAS ) Siapkan Tim Mediator Adat

Seperti di wilayah Sekotong, destinasi andalan Kawasan Senggigi tidak luput dari serbuan warga yang sangat merindukan momen Lebaran Topat.

“Senang sekali bisa keluar bersama keluarga seperti sekarang ini. Kalau kemarin-kemarin kan gak berani keluar, sekolah juga libur jadi bosen di rumah. Semoga bisa tetap aman kayak gini, bisa pergi liburan ke mana-mana,” ungkap Desta dan Ernia, pengunjung objek wisata Pantai Kerandangan Senggigi.

Momen Lebaran dan Lebaran Topat menjadi berkah bagi para pedagang dan pelaku usaha di kwasan wisata. Pak Amat salah seorang Boatman di Pelabuhan Tembowong Sekotong mengaku selama libur lebaran ini ia bisa mengantar cukup banyak tamu menyebrang ke gili-gili di Sekotong.

Baca Juga :  Kepala Desa di NTB harus memilki Carakrawala dan Wawasan Berpikir

“Sehari bisa 5 sampai 9 kali mengantar tamu. Satu rombongan biasanya jumlahnya 10 sampai 15 orang itu kita kasi tarif sekitar Rp. 400.000,” akunya.

Senada dengan Pak Amat, Zaenal Abidin seorang Pedagang Rujak Keliling di Panti Kerandangan juga mengaku sangat bersyukur dengan pelonggaran saat ini.

“Syukurlah peningkatan jauh dari sebelum-sebelumnya. Pas pandemi kita buat modal Rp. 200.000 malah pulang-pulang bawa hasil Rp. 100.000. Awal-awal pandemi kemarin sempat libur jualan 5 bulanan, kalau sudah tidak ada larangan seperti sekarang kan Alhamdulillah. Kalau hari libur seperti sekarang bisa untung paling tidak satu juta,” ungkap pedagang asal Labuapi ini.

“Semoga saja tidak ada pembatasan lagi, biar bisa jualan lancar, biar kita yang dagang tidak susah lagi mikir buat kasi makan keluarga di rumah,” lanjutnya berharap.


Bank NTB Ramadhan
Bank NTB
Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments