Anews. Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, kembali menegaskan komitmennya untuk membenahi sektor pariwisata, menurunkan angka kemiskinan, dan memperkuat tata kelola pemerintahan daerah. Komitmen ini disampaikan dalam acara Silaturahmi dan Temu Wicara bersama Pelaku UMKM dan Pariwisata untuk program Lombok Timur SMART yang digelar di Aula Kantor Camat Sembalun, Ahad (6/7).
Dalam paparannya, Bupati menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis wilayah dalam menuntaskan persoalan pariwisata, yakni di wilayah selatan, tengah, dan utara. Ia mencontohkan wilayah selatan yang saat ini mengalami penurunan pendapatan pajak secara drastis akibat persoalan akomodasi wisata, dari sebelumnya Rp60 juta menjadi hanya Rp15 juta per bulan.
“Begitu turun di wilayah selatan, kita akan kumpulkan pelaku pariwisata dan UMKM. Ini soal martabat masyarakat Lotim yang harus kita jaga. Jangan sampai tamu tidak bisa menginap, lalu muncul narasi negatif dari investor luar seperti Prancis atau Belanda,” tegas Bupati.
Terkait pengelolaan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Bupati mendorong pihak TNGR segera membenahi fasilitas yang belum layak. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap wisatawan, khususnya saat terjadi bencana alam. Untuk itu, Bupati meminta Unit SAR Kabupaten dan komunitas setempat untuk menyusun proposal kebutuhan penanganan darurat ke kementerian terkait.
Dalam hal penanganan kemiskinan, Bupati menyoroti tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai Rp55 miliar, dengan kasus ekstrem belum membayar hingga 10 tahun. Sebagai tindak lanjut, Bupati telah menurunkan tim operasi penagihan (opjar) ke lapangan.
“Ini wilayah kita dan tanggung jawab kita. Yang menjadi hak masyarakat, pemerintah akan perjuangkan. Tapi kewajiban seperti PBB juga harus dijalankan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan rencana pelimpahan sebagian tugas kabupaten ke tingkat kecamatan, agar para camat dapat lebih aktif mendata dan menangani persoalan sosial, terutama kemiskinan ekstrem.
“Camat harus tahu betul siapa yang masuk kategori miskin ekstrem. Penanganannya harus beda, dan kita akan rumuskan caranya,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi terhadap semangat silaturahmi dan budaya saling menghargai masyarakat Sembalun yang menjadi kekuatan lokal dalam pengembangan wisata ke depan.
“Lotim ini luar biasa. Kita punya gunung, laut, sungai, bendungan—semua ada. Tinggal bagaimana kita kelola dengan baik sesuai kearifan lokal,” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif bersama para pelaku UMKM dan pariwisata se-Kecamatan Sembalun. Hadir dalam kesempatan tersebut para pimpinan OPD terkait, Camat, Kepala Desa, Mitra Foundation, serta pelaku usaha sektor UMKM dan pariwisata.