Terjemahan

AmpenanNews, Lombok Tengah – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah.,M.Sc mengatakan sudah saatnya putra terbaik NTB yang sukses berkarir dan menjadi tokoh nasional kembali ke NTB untuk berpartisipasi aktif membangun Provinsi tercinta ini, hal itu diungkapkan saat menerima audiensi Yayasan Rimpu yang berencana mengadakan acara budaya di ruang VIP Bandara Internasional Lombok, senin (5/8/2019).

“Banyak skali orang bima yang besar di pusat namun namanya tidak terlalu dikenal di NTB inj, kita ingin orang-orang tersebut pulang ke bima untuk membantu memajukan NTB,” terang Gubernur.

Gubernur menambahkan bahwa NTB bisa dikenal memalui acara ini, oleh sebab itu gubernur sangat mendukung acara yang akan diselenggarakan 2020 mendatang.

Baca Juga :  Gubernur NTB Raih IKADI Awards 2020

“Saya siap membantu acara ini, namun acara ini jangan hanya selebrasi semata, harus banya yang diangkat dalam acara ini, tambora misalnya yang sudah mendunia harus diangkat terus,” pesannya.

Ketua umum Yayasan Rimpu H. Dudi Fakhrudin mengatakan bahwa telah berkomunikasi dengan dinas pariwisata NTB untuk acara ini.

Perlu diketahui, Rimpu adalah nama pakaian asal suku mbojo, pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rimpu adalah memakai sarung dengan melingkarkannya pada kepala dimana yang terlihatnya wajah pemakainya dengan menggunakan sarung.

Kebudayaan rimpu yang merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Dompu-Bima. Umumnya, kaum perempuan memakai rimpu untuk menutup auratnya sebagai ajaran Islam yang mengajarkan bahwa setiap kaum perempuan yang sudah aqil balik harus menutup auratnya dihadapan orang yang bukan muhrimnya.

Baca Juga :  Pemerintah Pusat Setujui Tiga Usulan Proyek Nasional Untuk NTB Tahun 2021

Ada dua jenis busana rimpu yang digunakan oleh perempuan Dompu-Mbojo, bagi perempuan yang belum menikah, memakai busana rimpu hanya keliatan bagian mata dan telapak tangannya saja, sedangkan bagi perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga memakai busana rimpu boleh kelihatan bagian wajah.

Adanya perbedaan penggunaan rimpu antara yang masih gadis dengan yang telah bersuami, sebenarnya secara tidak langsung menjelaskan pada masyarakat terutama kaum pria tentang status wanita, apakah wanita tersebut sudah berkeluarga atau masih gadis, itulah yang unik dari budaya rimpu suku mbojo tersebut.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments